Tragedi di Kamar Mandi: Pemuda 20 Tahun Ditemukan Tewas Setelah Hilang Dua Hari

Tragedi di Kamar Mandi: Pemuda 20 Tahun Ditemukan Tewas Setelah Hilang Dua Hari

Songgon, Banyuwangi – Tembok rumah kosong di Dusun Balak Kidul menyimpan tragedi mencekam. Mohammad Taufiqurohman (20), pemuda wiraswasta yang tinggal sebatang kara, ditemukan tewas tertelungkup di kamar mandi rumahnya, Rabu (19/11/2025) siang. Penemuan mengerikan ini berawal dari keresahan Sanapah (60) dan Zaini Yasin (75), paman dan bibi korban, yang mencurigai keponakan mereka menghilang tanpa jejak selama dua hari. Kebiasaan almarhum yang rutin makan di rumah pamannya tiba-tiba putus, memicu firasat buruk yang sayangnya terbukti. Saat pintu kamar mandi dipaksa terbuka, pemandangan yang menyayat hati langsung menyapa: tubuh kaku Mohammad tergeletak dengan luka di kepala dan darah mengering di hidungnya.

Babinsa Desa Balak, Serka Pujiyanto, menjadi garda terdepan dalam proses evakuasi jenazah yang penuh duka ini. Bersama Kapolsek Songgon AKP Pudji Wahyono SH dan tim medis Puskesmas Songgon, Serka Pujiyanto memimpin operasi evakuasi dengan sigap dan penuh empati. Petugas kesehatan Susatyo AMd Kes memperkirakan kematian terjadi sekitar dua hari sebelum penemuan, dengan lebam mayat yang sudah tampak jelas pada tubuh korban. Luka benturan di kepala dan darah di hidung mengindikasikan kemungkinan kuat korban terpeleset saat mandi, sebuah kecelakaan domestik yang berakhir fatal bagi pemuda yang hidup dalam kesendirian ini.

“Ini pengingat bagi kita semua tentang pentingnya solidaritas sosial di tengah masyarakat,” tegas Danramil 0825/20 Songgon, Kapten Inf Totok Yuliyanto, menanggapi kejadian tragis tersebut. “Babinsa kami tidak hanya hadir dalam situasi darurat seperti ini, tetapi juga aktif membangun jaring pengamanan sosial di wilayah binaan. Kasus ini membuktikan betapa krusialnya peran Babinsa dalam menjembatani komunikasi antara warga dengan aparat, serta memastikan tidak ada warga yang terabaikan dalam kondisi rentan.” Komandan yang tegas itu menekankan bahwa TNI, khususnya Babinsa, akan terus mengintensifkan program pendampingan keluarga rentan dan individu yang tinggal sendiri di wilayah Songgon.

Tragedi ini menyisakan luka mendalam, terutama bagi keluarga yang tercerai-berai. Kedua orang tua Mohammad telah bercerai dan merantau mencari nafkah di Bali, meninggalkan anak tunggal mereka hidup mandiri di kampung halaman. Proses pemakaman ditunda menunggu kedatangan Istikomah, sang ibu yang harus menempuh perjalanan panjang dari Pulau Dewata untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada buah hatinya. Kepala Desa Balak, Kurnia Cahya Samanhudi, bersama warga sekitar dan jajaran aparat turut mendampingi proses evakuasi yang berlangsung tertib dan hikmat. Kematian Mohammad Taufiqurohman bukan sekadar statistik kecelakaan rumah tangga, melainkan alarm keras tentang risiko isolasi sosial yang mengintai generasi muda di tengah arus modernisasi dan urbanisasi yang memisahkan keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *