Songgon, Banyuwangi – Pendopo Kasepuhan Bumi Sroyo, Desa Bangunsari, menjadi saksi bisu pertemuan kekuatan tradisi dan kewibawaan negara ketika Komandan Koramil 0825/20 Songgon, Kapten Kavaleri Andoko, hadir dalam peringatan Haul Rempeg Jogopati yang ke-254, Jumat (19/12/2025). Dalam kegiatan yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB ini, keterlibatan aktif Babinsa Desa Bangunsari, Serka Haryo, dalam monitoring acara menunjukkan komitmen serius TNI menjaga stabilitas kamtibmas sekaligus menghormati khazanah budaya lokal. Kehadiran sekitar 70 undangan dari berbagai elemen—mulai dari Polresta, Lanal, Kejaksaan, hingga Kesbangpol Banyuwangi—menegaskan bahwa ritual adat bukan sekadar seremonial, melainkan arena strategis penguatan sinergitas kelembagaan.
Kirab pusaka pasukan adat Sonangkara membuka rangkaian prosesi dengan penuh kesakralan, mengiringi penyerahan tombak pusaka kepada H. Joni Subagio, SH, MH, yang menjabat sebagai Ki Ageng Bumi Sroyo. Namun yang mencuri perhatian adalah momen ketika lagu Indonesia Raya berkumandang di tengah arena penuh sesaji dan dupa—simbolisasi nyata bahwa nasionalisme dan kearifan lokal tak perlu berseteru. Kompol Toni Irawan, SH, MH, yang mewakili Kapolresta Banyuwangi, memberikan pembinaan kamtibmas dengan tegas namun penuh respek terhadap konteks budaya yang melingkupinya. Sementara itu, kehadiran Danramil Andoko bukan hanya formalitas protokoler, tetapi pernyataan politik bahwa TNI tidak hanya mengawal keamanan fisik, tetapi juga kedaulatan budaya bangsa.
Momentum Haul Rempeg Jogopati kali ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kehadiran perwakilan dari Genta Blambangan dan Genta Macan Putih Banyuwangi, dipadu dengan partisipasi aktif tokoh adat dan agama, menciptakan atmosfer dialog lintas generasi dan kepercayaan. Mas Narotama Ingalogo, Ketua Genta Macan Putih, dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga warisan leluhur tanpa meninggalkan spirit modernitas. Babinsa Serka Haryo, yang bertugas memonitor jalannya acara sejak persiapan hingga penutupan, membuktikan bahwa strategi TNI dalam pembinaan teritorial telah berevolusi—dari sekadar pengamanan menjadi pendampingan kultural yang berempati namun tetap waspada.
Pukul 16.30 WIB, setelah doa lintas agama dipimpin KH. Muhdor Hatim dan maulida Hasanah menggema, Haul Rempeg Jogopati yang ke-254 ditutup dengan keadaan tertib, lancar, dan aman—tiga kata yang menjadi parameter kesuksesan operasi teritorial TNI. Sesi foto bersama yang melibatkan Danramil Andoko, Babinsa Serka Haryo, bersama jajaran instansi pemerintah dan pemangku adat, bukan sekadar dokumentasi. Ini adalah manifesto visual: bahwa di republik ini, seragam hijau dan keris pusaka bisa berdiri berdampingan, saling menjaga, saling menghormati. Songgon kembali membuktikan, harmoni sejati lahir ketika negara hadir bukan sebagai penguasa, melainkan sebagai pelindung tradisi yang hidup di nadi rakyatnya.
~Kodim Banyuwangi semakin produktif,
#Produktif,
#Bhirawaanoraga.
